Sunday, March 25, 2012

Posted by azhar_artazie Posted on 7:02 AM | No comments

RESENSI NOVEL (PUDARNYA PESONA CLEOPATRA)


RESENSI NOVEL
(PUDARNYA PESONA CLEOPATRA)
Habiburrahman El Shirazy
BAHASA INDONESIA 2
 
“Cinta tidak menyadari kedalamannya,
sampai saat ada perpisahan”
(Kahlil Gibran)

1. DATA PUBLIKASI
Data publikasi buku adalah segala keterangan yang berkaitan dengan proses penerbitan sebuah buku. Termasuk di dalamnya adalah:
Judul Buku                             : Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang                               : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                                  : Republika
Kota Tempat Terbit                : Jakarta
Tahun Terbit                           : 2005
Tebal Halaman                        : vii + 111 halaman 20.5 x 13.5 cm
Harga                                      : Rp 25.000,00

2.RESENSI
Kadang dalam hidup kita menginginkan sesuatu yang menurut kita baik tapi tidak baik menurut Allah Swt. Dan kadang – kadang kita tidak menginginkan sesuatu yang menurut kita tidak baik tapi baik menurut Allah Swt. Jadi biarlah Allah Swt yang menentukan kehidupan kita, sebab Allah Swt lebih tahu mana yang terbaik buat kita. Tugas kita adalah berusaha yang sebaik - baiknya dan menerima segala takdir yang telah ditetapkan oleh Allah Swt dengan segala keyakinan dan lapang dada. Jika itu adalah pilihan Allah Swt, maka pasti itulah yang terbaik buat kita hambanya.

Masih seperti Ayat – Ayat Cinta,Ketika cinta bertasbih 1&2 Habiburrahman El Shirazy masih menghadirkan aura Mesir dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra. Hafalan AlQuran, kuliah di Al-Azhar, kisah cinta karena Allah, serta da’wah sepertinya telah menjadi ciri khas yang tak pernah lepas dari karya - karya Kang Abik, termasuk dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini.

Membaca novel mini ini, rasanya tidak bisa melepasnya dari tangan sebelum akhir ceritanya dibaca. Memang luar biasa novel PPC ini. Jalan ceritanya lebih sederhana namun tetap meninggalkan kesan yang mendalam dan masih mewakili sebutan pada sampulnya yakni “novel psikologi islami pembangun jiwa”.

Ada dua pemeran utama dalam novel ini. Pria yang memperisteri wanita bernama Raihana dengan tidak didasari rasa cinta pada awalnya, karena pernikahan yang dijalaninya hanyalah sebagai bakti kepada orang tua. Raihana digambarkan sebagai seorang wanita yang cantik , berjilbab rapi, dan hafidz AlQur’an, dan shalehah tentunya. Ia mencintai suaminya sepenuh hati walau sang suami belum bisa mencintainya.

Pria (tokoh utama dalam novel ini) begitu tergila – gila dengan kecantikan gadis – gadis Mesir yang dia anggap sebagai titisan Cleopatra, Ratu Mesir pada zaman Romawi. Gadis Mesir dalam angannya begitu cantik sampai – sampai digambarkan bahwa parasnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas Arab, dan bibir merah halus menawan. Jika tersenyum, lesung pipinya akan menyihir siapa saja yang melihatnya. Bahkan dikatakan jika ada 3 orang gadis Mesir yang berdiri dihadapannya, maka yang cantik ada 6 orang. 3 untuk gadisnya dan 3 lagi untuk bayangannya.

Sementara ia terbang jauh dengan khayalan menikah dengan gadis Mesir suatu saat nanti, ia melupakan istrinya. Ia mengabaikan istrinya. Padahal Raihana adalah wanita yang shalihah dan patuh terhadapnya. Dan satu hal yang Raihana tidak ingin terjadi pada dirinya yakni diceraikan oleh suaminya. Meskipun suaminya memperlakukan Raihana dengan buruk, Raihana tetap setia. Dengan kekuatan do’a yang Raihana panjatkan dalam setiap tahajjudnya, suaminya akhirnya berubah 180 derajat. Dia benar – benar jatuh cinta pada Raihana. Namun sayang, cinta tidak menyadari kedalamannya sampai saat ada perpisahan.

Banyak hal yang menarik dalam novel mini ini. Kemampuan sang penulis untuk membuat pembaca hanyut dalam emosi para pelakunya, disisipi dengan ayat – ayat AlQur’an dan akhir dari ceritanya pun tidak terduga. Sebenarnya, bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami. Namun dengan adanya selingan dialek /  bahasa Jawa dalam ceritanya, membuat pembaca bingung dalam memahami makna secara keseluruhan dalam satu paragraf. Apalagi jika pembacanya bukan orang Jawa. Sebaiknya Kang Abik menambahkan catatan – catatan kaki sebagai penjelasan dari bahasa lokal ataupun bahasa asing yang digunakan dalam ceritanya. Penggunaan selingan bahasa / dialek Jawa dalam novel ini menggambarkan latar dari ceritanya. Dalam penulisan novel Pudarnya Pesona Cleopatra, Kang Abik menggunakan penceritaan akuan sertaan. Kang Abik tidak memberikan detail dalam ceritanya tapi hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain harmonis, jelas, dan memperlihatkan perkembangan yang wajar dan masuk akal.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang kami temukan dalam novel ini, maka dapat kami simpulkan bahwa novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” adalah memang benar – benar novel psikologi islami pembangun jiwa. Kami sarankan bagi para muda – mudi untuk membaca novel ini. Kang Abik sendiri mengkhususkan novel ini bagi siapa saja yang menganggap bahwa kecantikan adalah segalanya. Novel ini layak untuk dibaca oleh berbagai kalangan.
Dalam novel ini terdapat satu lagi judul, yaitu SETETES EMBUN CINTA NIYALA. sebuah kisah akhwat lulusan Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas negeri di Jakarta. Dalam kisahnya digambarkan akhawat bernama Niyala yang selepas lulus dari kuliahnya harus kembali kedesa dan menikah dengan lelaki yang memiliki piutang kepada ayahnya. Demi melunasi utang ayahnya sebesar delapan puluh juta rupiah, Niyala harus menggadaikan dirinya kepada lelaki yang dulu pernah berusaha memperkosanya.
 
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.” Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. Al Furqaan 65-66).

3.KEUNGGULAN
 
Kelebihan Novel :
1.      Novel ini mengajarkan kepada kita bahwa kecantikan bukanlah segalanya.
2.      Pengarang menjadikan novel ini sebagai saran dakwah islam.
3.      Jalan ceritanya sederhana tetapi menimbulkan kesan yang mendalam.
4.      Penulis mampu mengajak kita berkhayal ke negeri Mesir, Andalusia.

4.KEKURANGANYA
Kekurangan Novel  :
1.         Ceritanya kurang detail dan masih kurang banyak cerita-cerita menarik yang seharusnya ada dalam novel tersebut.
2.         Masih kurangnya teks cerita, agar pembaca dapat lebih benar-benar menghayati.

5.SARAN

Saran:
Setelah saya membaca novel yang berjudul Pudarnya Pesona Cleoptra ini, pengarang ingin menyampaikan amanat kepada pembaca agar segala sesuatu itu tidak dinilai dari kecantikanya, karena kecantikan tidak selamanya abadi.
Dan juga jangan meremehkan pemberian/nikmat dari Allah SWT, karena walaupun nikmat yang diberikan itu kecil manfaatnya besar.

El Shirazy, Habiburrahman. (2005). Pudarnya Pesona Cleopatra. Jakarta : Penerbit Republik.



Categories:

0 comments:

Post a Comment